Bismillāhirraḥmānirrraḥīm
Ulima Darmania Amanda
Sumber: Musyafak A., Sution, A. Subekti, S. Nurita, S.S. Wibowo, D. Ferdinan. 2018. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tumpangsari Pajale. BPTP Kalimantan Barat
Published December 03rd 2019 at: http://banten.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/info-teknologi/14-alsin/1858-tumpang-sari-jagung-padi-gogo-kedelai
I. PENDAHULUAN
Program Upaya khusus (UPSUS) merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas staregis. Penambahan Luas Tambah Tanam (LTT) secara umum dapat meningkatkan produksi tanaman pangan. Selain itu perlu dilakukan suatu terobosan baru bagi wilayah yang mengalami pelandaian dalam perluasan areal tanam. Oleh sebab itu perlu diarahkan pada pemanfaatan lahan secara optimalisasi dalam pengaturan jumlah populasi tanaman. Rekayasa sistem tanam dapat dilakukan untuk wilayah dalam kondisi tertentu dengan mengoptimalkan penggunaan lahan dan air agar produktivitas lahan meninggkat.
Tumpangsari padi gogo, jagung dan kedelai merupakan suatu bentuk pola tanam campuran (polyculture) antara tanaman padi gogo dan kedelai, pada satu areal lahan dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan dengan tidak mengurangi jumlah populasi masing-masing tanaman. Keuntungan tumpangsari yaitu mengurangi biaya pengolahan lahan dan pemeliharaan tanaman, tanaman kedelai dapat memanfaatkan residu pupuk dari padi gogo yang dilakukan 2-3 kali, bintil akar kedelai dapat meningkatkan kandungan Nitrogen dalam tanah sehingga dimanfaatkan oleh tanaman padi gogo atau jagung, dapat mengurangi serangan OPT dan mendapatkan hasil panen dua jenis tanaman kedelai dan padi gogo. Hal ini dapat dilakukan pada lahan sawah maupun lahan kering.
Daftar Isi
- I. PENDAHULUAN
- Daftar Isi
- II. TAHAPAN PELAKSANAAN
- III. PENUTUP
II. TAHAPAN PELAKSANAAN
A. Varietas Unggul
Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman padi gogo, jagung dan kedelai. Pemilihan varietas harus melihat deskripsi tanaman terutama melihat potensi hasil, ketahanan terhadap penyakit, atau hama, umur tanaman dan kesesuaian lahan. Pada lahan kering terdapat beberapa varietas padi gogo yang dapat direkomendasikan untuk ditanam yaitu Situ Patenggang, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11, Inpago 12, Rindang 1, Rindang 2 dan Jati Luhur. Tanaman jagung ada beberapa verietas yaitu Nasa 29, Bima 2 dan CH 27. Kedelai dapat menggunakan varietas Grobogan, Dega, Dena 1 dan Dena 2.
B. Pengolahan Tanah
Persiapan lahan diawali penyemprotan lahan dengan herbisida atau penebasan lahan hingga bersih. Pengolahan lahan dapat dilakukan tanpa oleh tanah dan olah tanah sempurna. Namun pengolahan lahan sebaiknya diolah sempurna menggunakan hand tractor atau traktor roda empat (dibajak dan dirotari) atau dicangkul. setelah tanah diolah, sisa gulma atau akar tanaman yang masih tertinggal di lapangan harus dibuang. Pengolahan tanah bertujuan untuk menghasilkan struktur tanah yang gembur, drainase dan aerasi tanah yang cukup baik sehingga pertumbuhan akar tanaman berkembang dengan baik.
C. Penanaman
1. Tumpangsari Padi Gogo-Kedelai (Turiman Gole Super)
- Tahap awal perlakuan benih (seed treatmentt) dilakukan untuk memisahkan gabah yang hampa dengan melakukan perendaman benih padi gogo, kemudian gabah yang timbul dibuang, sedangkan yang tengelam merupakan gabah bernas.
- Perlakuan benih (seed treatmentt) menggunakan pupuk hayati Agrice–plus.
- Seed treatmentt benih kedelai dilakukan dengan Rhizobium sp. 50 g/5 liter air.
- Pada lahan kering waktu tanam padi gogo dan kedelai, sebaiknya memperhatikan curah hujan rata-rata >200 mm/bulan atau merata 2-3 hari.
- Penanaman padi gogo dilakukan dengan cara tugal, jumlah benih 5 butir/lubang tanam. Penanaman padi gogo antara tanaman kedelai dilakukan sebanyak 4 baris tanaman dengan jarak tanam 120 cm (20 cm 10 cm). Jumlah baris tanaman 220 rumpun, jumlah dalam baris 1.000 rumpun sehingga jumlah populasi tanaman per-ha sebanyak 220.000 rumpun. Kebutuhan benih per-ha sebanyak 40 kg.
Penanaman kedelai di antara tanaman padi gogo dilakukan sebanyak 3 baris tanaman, jarak tanaman 100 cm × (30 cm ×15 cm), dengan jumlah benih 2 butir/lubang. Dengan asumsi jumlah tanam antar baris 165 dan jumlah dalam baris tanaman 667 baris, sehingga diperoleh jumlah populasi per-ha sebanyak 220.000 tanaman. Kebutuhan benih per-ha sebanyak 40 kg.
2. Tumpangsari Jagung-Kedelai (Turiman Jale) Super
- Pengendalian penyakit bulai (Peronosclerospora maydis), dengan perlakuan benih (seed treatmentt menggunakan fungisida bahan aktif dimetomorf 200 g/I atau metalaxyl.
- Seed treatmentt benih kedelai dilakukan dengan Rhizobium 50 g/ 5 liter air, atau menggunakan tanah bekas tanaman kedelai sebelumnya.
Penanaman jagungdiantara tanaman kedelai dilakukan sebanyak 2 baris tanaman dengan jarak tanam 160 cm (40 cm x 18 cm). Jumlah tanaman antar baris 99 dan jumlah tanaman antar baris 99 dan jumlah dalam baris 556 tanaman, sehingga jumlah populasi per-ha 110.088 tanaman. Penanaman jagung dilakukan 2 biji/lubang tanam, kemudian ditutup dengan pupuk kandang 25-50 g/lubang. sedangkan kebutuhan benih per-ha sebanyak 40 kg.
- Penanaman kedelai dilakukan 3 minggu lebih awal dilakukan penanaman jagung.
- Penanaman kedelai diantara tanaman jagung dilakukan sebanyak 3 baris. Penanaman kedelai dilakukan 2 biji /lubang tanam, dengan jarak tanam 140 cm (30 cm 15 cm), jumlah tanaman antar baris 149 dan jumlah dalam baris 667 tanaman, sehingga populasi tanam per-ha 198.766. kebutuhan benih per-ha 198.766. Kebutuhan benih per-ha sebanyak 35 kg.
3. Tumpangsari jagung-padi Gogo (Turiman Jago) Super
- Tahap awal perlakuan benih (seed treatment) dilakukan untuk memisahkan gabah yang hampa dengan melakukan perendaman benih padi gogo, kemudian gabah yang timbul dibuang, sedangkan yang tenggelam merupakan gabah bernas.
- Perlakuan benih (seed treatment) menggunakan pupuk hayati Agrice–plus.
- Pengendalian penyakit bulai (Peronosclerospora maydis), dengan perlakuan benih (seed treatmentt) menggunakan fungisida bahan aktif dimetomorf 200 g/I atau metalaxyl.
- Penanaman jagung diantara tanaman padi gogo dilakukan sebanyak 2 baris tanaman dengan jarak tanam 140 cm (40 cm x 20 cm). Jumlah tanaman antar baris 110 dan jumlah dalam baris 500 tanaman, sehingga jumlah populasi per-ha 110.000 tanaman. Penanaman jagung dilakukan 2 biji/lubang tanaman, kebutuhan benih per-ha sebanyak 40 kg. pada saat tanam lubang tanam ditutup kandang sekitar 25 – 50 g/lubang
- Penanaman kedelai dilakukan 3 minggu lebih awal dilakukan penanaman jagung.
- Penanaman padi gogo dilakukan dengan cara tugal, jumlah benih 5 butir/lubang tanam. Penanaman padi gogo antara tanaman jagung dilakukan sebanyak 4 baris tanaman dengan jarak tanam 140 cm (20 cm 10 cm). Jumlah baris tanaman 220 rumpun, jumlah dalam baris 1.000 rumpun sehingga jumlah populasi tanaman per-ha sebanyak 220.000 rumpun. Kebutuhan benih per-ha sebanyak 40 kg.
D. Pemupukan
1. Tumpangsari Padi Gogo – Kedelai (Turiman Gole) Supe)
- Pemupukan dilakukan berdasarkan spesifik lokasi, bisa berdasarkan hasil analisis tanah, PUTK atau rekomendasi umum.
- Pemupukan kapur dan pupuk kandang dilakukan sebelum tanam minimal 2 minggu.
- Pemupukan padi gogo dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dosis masing – masing 1/3 bagian pupuk NPK phonska 15:15:15 dan 1/3 urea, umur 21-25 hst umur 40-4 hst, dan umur 60-65 hst.
Tabel 1. Rekomendasi pemupukan padi gogo dan kedelai
Komoditas | Jenis Pupuk | |||||
NPK Phonska 15:15:15 (kg/ha) | TPS/SP- 36 (kg/ha) | Urea (kg/ha) | KCI (kg/ha) | Kandang (t/ha) | Kapur (t/ha) | |
Padi Gogo | 200 | – | 100 | – | 3-5 | 1-2 |
Kedelai | 90-120 | 60-90 |
- Aplikasi pupuk cair pada tanaman padi gogo biosilika (BioSinta) 2-4 kali yaitu pada umur 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst dosis sesuai anjuran.
- Aplikasi pupuk hayati dan seed treatment Agrice plus dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik 50% dari dosis anjuran.
- Pemupukan kedelai dilakukan pada umur 10-14 hst dengan dosis NPK 15:15:15 90-120 kg/ha dan TSP/SP-36 60-900 kg/ha.
2. Tumpangsari Jagung-Kedelai (Turiman Jale) Super
- Pemupukan dilakukan berdasarkan spesifik lokasi, bisa berdasarkan hasil analisis tanah, PUTK atau rekomendasi umum.
- Pemupukan kapur dan pupuk kandang dilakukan sebelum tanam minimal 2 minggu.
Tabel 2. Rekomendasi pemupukan jagung dan kedelai
Komoditas | Jenis Pupuk | |||||
NPK Phonska 15:15:15 (kg/ha) | TPS (kg/ha) | Urea (kg/ha) | KCI (kg/ha) | Kandang (t/ha) | Kapur (t/ha) | |
Jagung | 450 | 150 | 150 | – | 3-5 | 1-2 |
Kedelai | 90-120 | 60-90 |
- Pemupukan jagung dilakukan 2 kali yaitu pada pemupukan dasar pada umur 10-15 hst dengan dosis pupuk NPK 15:15:15 200 kg/ha, Urea 50 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, pemupukan pertama sebaiknya diaplikasikan dengan cara tugal dan sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada umur 28-35 hst dosis NPK 15:15:15 200 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dengan cara tebar.
- Pemupukan kedelai dilakukan pada umur 10-14 hst dengan dosis NPK 15:15:15 90-120 kg/ha dan TSP/SP-36 60-90 kg/ha.
3. Tumpangsari Jagung – Padi Gogo (Turiman Jago) Super
- Pemupukan dilakukan berdasarkan spesifik lokasi, bisa berdasarkan hasil analisis tanah, PUTK atau rekomendasi umum.
- Pemupukan kapur dan pupuk kandang dilakukan sebelum tanam minimal 2 minggu.
- Pemupukan padi gogo dilakukan sebanyak 3 kali yaitu umur 21-25 hst, umur 40-46 hst, dan umur 60-65 hst dengan dosis masing-masing 1/3 bagian.
- Aplikasi pupuk cair biosilika (BioSinta) 2-4 kali yaitu pada 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst atau berdasarkan dosis sesuai anjuran.
- Pemupukan jagung dilakukan 2 kali yaitu pemupukan dasar umur 10-15 hst dengan dosis pupuk NPK 200 kg/ha, Urea 50 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, pemupukan pertama sebaiknya diaplikasikan dengan cara tugal dan sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada umur 28-35 hst dosis NPK 15:15:15 200 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dengan cara tebar.
Tabel 3. Rekomendasi pemupukan jagung dan padi gogo
Komoditas | Jenis Pupuk | |||||
NPK Phonska 15:15:15 (kg/ha) | TPS / SP-36 (kg/ha) | Urea (kg/ha) | KCI (kg/ha) | Kandang (t/ha) | Kapur (t/ha) | |
Jagung | 450 | 150 | 150 | – | 3-5 | 1-2 |
Padi Gogo | 200 | – | 100 | – |
E. Pengendalian Gulma
- Pada lahan kering penyiangan merupakan bagian yang sangat berat karena pertumbuhan tanaman bersamaan dengan tumbuhnya benih gulma.
- Untuk menekan pertumbuhan gulma sebelum penanaman sebaiknya dilakukan penyemprotan herbisida pada saat gulma tumbuh/berkecambah.
- Peyiangan kedelai dilakukan secara manual dengan cara mencabut rumput sebanyak 1-2 kali, pada umur 10-15 hst dan umur 30-40 hst.
- Peyiangan padi gogo dilakukan secara manual dengan cara mencabut rumput sebanyak 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 10-20 hst dan umur 40-50 hst.
- Pengendalian gulma pada tanaman jagung dilakukan dengan penyemprotan herbisida selektif bahan aktif Atrazin 500 gr/l dan Mesotrion 50 gr/l pada umur 10-15 hst. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pada umur 21-30 hst, dengan tujuan agar tanaman lebih kuat dan kokoh sehingga tidak mudah rebah, serta untuk mengemburkan tanah sehingga perakaran tanaman berkembang dengan baik.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati Bioprotector, namun jika populasi diatas ambang batas maka dilakukan dengan pestisida anorganik.
- Terdapat beberapa hama penting pada tanaman padi gogo (wereng coklat, wereng hijau, walang sangit, pengerek batang, tikus, burung).
- Penyakit penting pada tanaman padi gogo yaitu penyakit blas (Pyricularia grisea).
- Beberapa hama penting pada tanaman kedelai (lalat bibit, ulat gerayak, pengisap polong, pengerek polong)
- Penyakit penting pada tanaman kedelai (karat daun, hawar daun)
- Terdapat beberapa hama penting pada tanaman jagung (penggerek batang, penggerek tongkol, aphis, dan ulat gerayak).
- Penyakit penting pada tanaman jagung yaitu penyakit bulai (Peronosclerospora maydis).
G. Panen
- Pada saat tanaman jagung berumur 60-70 hst dilakukan pemangkasan daun tanaman. Kemudian pada umur 80-90 hst dilakukan pemangkasan pucuk tanaman. Pemangkasan tanaman bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan tongkol, mengurangi kanopi yang saling menaungi sehingga sinar matahari lebih optimal diterima oleh tanaman sela agar proses fotosintesis berjalan optimal. Hasil pemangkasan berupa biomas segar dapat digunakan sebagai pakan ternak potensial.
- Panen dilakukan pada saat matang fisiologis yaitu untuk padi gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning.
- Panen jagung dilakukan pada saat tanaman sudah masak fisiologis ditandai dengan daun /kelobot sudah kering, berwarna kekuning-kuningan, terdapat Black Layer pada pangkal melekat biji pada tongkol.
- Pelaksanaan panen pada kedelai dilakukan apabila batang utama berwarna coklat dan 95% daun telah menguning atau telah rontok, polong berwarna kuning/coklat dan mengering.
III. PENUTUP
Program UPSUS pajale merupakan salah satu upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan kedelai. Peningkatan produksi pajale dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui ektensifikasi dengan perluasan areal tanam yaitu penambahan luas Tambah Tanam (LTT), sedangkan peningkatan produksi dengan intensifikasi salah satu cara di lakukan dengan peningkatan populasi tanaman melalui perbaikan pola tanam dengan tumpangsari. Dengan perbaikan pola tanam maka peluang peningkatan produktifitas lahan sawah dapat di lakukan pada akhir musim hujan (MK 1 dan MK 2) dan lahan kering pada awal musim hujan (MH) dengan meningkatkan intensitas pertanaman padi yang ditumpangsarikan dengan jagung atau kedelai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, A., A. Dariah dan A. Mulyani. 2008. Strategi dan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Mendukung Pengadaan Pangan Nasional. Litbang pertanian 27 (2): 43-49
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Departemen Pertanian. 2008. Sekolah Lapang Pengelolaan.Tanam Terpadu (SL-PTT) Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Umum PTT Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Balai Besar Penelitian Padi. 2010. Sekolah Lapang Pengelolaan tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Balitkabi. 2015a. Deskripsi Varietas unggul kedelai. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Balitkabi. 2016. Inovasi teknologi kedelai terbaru (VUB, PENGENDALIAN opt, dll). Temu Teknis penyuluh Pertanian Jawa Timur di Balai Besar Diklat peternakan, Songgorti, Batu 5-6 september 2016. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.
Kementerian Pertanian. 2010. Panduan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.