Deprecated: Hook custom_css_loaded is deprecated since version jetpack-13.5! Use WordPress Custom CSS instead. Jetpack no longer supports Custom CSS. Read the WordPress.org documentation to learn how to apply custom styles to your site: https://wordpress.org/documentation/article/styles-overview/#applying-custom-css in /home/n1576410/public_html/wp-includes/functions.php on line 6078
Pengalaman Kejar Imunisasi Anak-Anak (catch-up immunization) – The Blog of a Scientist Mom

Notice: Trying to get property 'post_excerpt' of non-object in /home/n1576410/public_html/wp-content/themes/newsup/inc/ansar/hooks/hook-index-main.php on line 104

Bismillāhirraḥmānirrraḥīm


Khalid sekarang (usia 4 tahun), belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali. Adapun Hdinda (2 tahun) baru mendapat imunisasi Hepatitis B saat baru lahir di rumah sakit. Atas beragam alasan, Khalid dan Hdinda mendapat imunisasi dasar baru belakangan ini.


Daftar Isi

  1. Daftar Isi
  2. Kenapa mereka sampai terlambat mendapatkan imunisasinya?
  3. Kenapa baru kejar imunisasi sekarang?
  4. Apakah masih berguna atau malah berbahaya jika imunisasi dilakukan tidak sesuai rekomendasi jadwalnya?
  5. Apa saja jenis imunisasi yang ‘dikejar’ ?
    1. Vaksin DTP dan Hib
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    2. Vaksin Hepatitis B
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    3. Vaksin Polio
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    4. Vaksin BCG
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    5. Vaksin Campak
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    6. Vaksin Pneumonia (PCV)
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
    7. Vaksin diare (Rotavirus)
      1. Rekomendasi
      2. Realisasi
  6. Imunisasi dimana ?
  7. Timeline imunisasi
  8. Apa ada reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) ?
  9. Berapa Total Biaya Imunisasi Kejar ?
    1. Update Januari 2023
  10. Refleksi sebagai orangtua

Kenapa mereka sampai terlambat mendapatkan imunisasinya?

Seperti yang saya sebutkan di awal, alasannya beragam mulai dari filsafat ideologi, ketersediaan sumberdaya, dan faktor major force seperti pandemi yang terjadi dalam 2 tahun ini. Selain itu, putri kami Hdinda terdiagnosa dengan penyakit jantung bawaan pada usia 13 bulan, sehingga perhatian kami saat itu berpusat untuk penanganan kondisinya (baca disini: Kondisi Medis Hdinda: Tetralogy of Fallot, Dextrocardia, dan Situs Inversus Totalis).

Kenapa baru kejar imunisasi sekarang?

Karena alasan-alasan pemberat seperti tersebut pada pertanyaan sebelumnya (Alhamdulillah) sudah tidak berlaku lagi. Selain itu, ada alasan penguat yaitu niat kami membawa serta anak-anak ke Australia. Salah satu persyaratan anak bisa mengikuti fasilitas pendidikan seperti daycare, kindergarten maupun preschool service di Australia adalah riwayat imunisasi anak yang lengkap.

Apakah masih berguna atau malah berbahaya jika imunisasi dilakukan tidak sesuai rekomendasi jadwalnya?

Banyak diantara imunisasi Khalid dan Hdinda dilakukan tidak sesuai jadwal, karena sudah lewat rekomendasi masa usia untuk imunisasi tersebut diberikan. Namun walau sudah terlewat, bukan berarti tidak bisa dikejar. Imunisasi tetap bisa diberikan walau ada kemungkinan tidak mendapat benefit imunogenisitas secara maksimal. Selain itu perlu diperhatikan ada imunisasi yang tidak perlu dikejar karena belum ada studi manfaat maupun studi keamanan jika imunisasi dilakukan diluar jadwal.

Apa saja jenis imunisasi yang ‘dikejar’ ?

Kami mengikuti jenis imunisasi dasar dan lanjutan sesuai panduan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020.

Perlu diperhatikan notasi warna pada skema diagram diatas:
Biru: Imunisasi dasar (primer)
Kuning: Imunisasi kejar (catch-up immunization)
Merah: Imunisasi lanjutan (booster)
Oranye: Imunisasi daerah endemis

Kami juga mensinkronkan dengan jadwal imunisasi di Australia (The National Immunisation Program (NIP) Schedule) / NIP schedule).

Vaksin DTP dan Hib

Khalid dan Hdinda mendapat vaksin combo DTP (Difteri, Tetanus dan Pertusis) dan Hib bersama dengan Hepatitis B dan Polio, sekaligus dalam satu injeksi (1 dosis 0,5 mL) dengan Hexaxim. Hexaxim adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus, pertusis (DTaP/ DTP), hepatitis B (Hep B), poliomyelitis (Polio IPV) dan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib).

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin DTP dan Hib sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Diagram jadwal imunisasi HEXAXIM Vaksin DPaT, Polio IPV, Hepatitis B dan Hib (combo) untuk anak :

Realisasi

Khalid mendapat vaksin DTP (Difteri, Tetanus dan Pertusis) dan Hib pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun.

Vaksin DTP dan Hib Khalid

Vaksin DTP dan Hib Hdinda

Vaksin Hepatitis B

Khalid dan Hdinda mendapat vaksin Hepatitis B bersama dengan vaksin combo DTP (Difteri, Tetanus dan Pertusis), Hib dan Polio, sekaligus dalam satu injeksi (1 dosis 0,5 mL) dengan Hexaxim.

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin Hepatitis B sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Vaksin hepatitis B Khalid

Vaksin hepatitis B Hdinda

Vaksin Polio

Khalid dan Hdinda mendapat 2 macam vaksin polio secara oral (OPV= oral polio vaccine) dan injeksi (IPV= inactive polio vaccine). Polio OPV diberikan sesaat setelah imunisasi BCG, sedangkan polio IPV diberikan dalam bentuk combo bersama vaksin DPT, Hepatitis B dan Hib (Hexaxim).

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin polio sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Khalid mendapat vaksin polio pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun.

Vaksin polio Khalid

Vaksin polio Hdinda

Vaksin BCG

Vaksin ini menjadi salah satu vaksin terlewat yang tidak bisa dikejar, menurut jadwal imunisasi IDAI 2020 (satunya lagi adalah vaksin rotavirus). Namun saat kami berkunjung ke fasilitas kesehatan, mereka tetap memproses tindakan imunisasi BCG terlepas dengan usia yang terlewat dari rekomendasi.

BCG (Bacillus calmette Guerrin) adalah vaksin tuberkulosis. Pemberiannya  bisa mencegah terkena tuberkulosis yang berat, sehingga jika mengingat Indonesia adalah negara dengan penderita TBC terbanyak ke-4 di dunia, maka vaksin ini sangat penting untuk diberikan pada Anak. Usia diberikannya vaksin ini adalah dari 0-2 bulan, maksimal pada usia 3 bulan. Terbaik pada usia 2-3 bulan, karena dibawah 2 bulan sistem imunya belum matang betul dan hasilnya tidak akan sebaik jika diberikan pada rentang 2-3 bulan. Setelah 3 bulan, sebenarnya masih bisa diberikan tetapi harus dilakukan uji tuberkulin (mantoux test ) dahulu, untuk memastikan apakah bayi sudah pernah terpapar oleh bakteri itu atau belum karena jika sudah pernah terpapar (mantoux test +) maka vaksin tidak boleh diberikan.

Alomedika

Bila anak berusia 3 bulan atau lebih, imunisasi BCG tidak dapat langsung diberikan. Harus dilakukan tes mantoux untuk melihat apakah sudah terjadi paparan atau infeksi oleh kuman TBC ini. Bila hasilnya negatif atau belum ada infeksi, maka imunisasi BCG dapat diberikan. Bila ternyata hasil mantoux positif, maka imunisasi BCG tidak dapat diberikan dan dilakukan skoring untuk diagnosis apakah bayi memerlukan pengobatan TB.

Alomedika

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin BCG sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Khalid mendapat vaksin BCG pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun. Oleh karena itu, mereka menjalani tes mantoux sebelum dapat imunisasi BCG.

Vaksin BCG Khalid

Vaksin BCG Hdinda

Vaksin Campak

Rekomendasi

Rekomendasi IDAI 2020 menganjurkan pemberian vaksin campak menggunakan vaksin MR (Measles-Rubella) sebagai imunisasi dasar anak yang pertama kali diberikan pada usia 9 bulan. Jika pada usia 1 tahun ke atas anak belum sempat diberikan MR, maka direkomendasikan untuk langsung menggunakan MMR (Mumps, Measles, Rubella).

Rekomendasi IDAI 2020 menganjurkan pemberian vaksin lanjutan atau booster untuk campak di usia 18 bulan karena hasil penelitian-penelitian lanjutan memperlihatkan benefit imunogenisitas yang lebih bermakna pada usia tersebut (bukan masalah safety/berbahayanya).

Alomedika

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin campak sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Khalid mendapat vaksin campak MMR (Priorix) pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun.

Vaksin campak MMR Khalid

Vaksin campak MMR Hdinda

Vaksin Pneumonia (PCV)

Khalid mendapat vaksin pneumokokal konjugat (Prevenar 13) pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun.

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin Pneumonia (PCV) sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Vaksin PCV Khalid

Vaksin PCV Hdinda

Vaksin diare (Rotavirus)

Khalid mendapat vaksin Rotavirus 1 dosis 0,5 mL (Rotarix) pertama kali pada usia 4 tahun, sedangkan Hdinda usia 2 tahun. Imunisasi rotavirus Khalid dan Hdinda dilakukan oleh dokter spesialis anak (DSA) di sebuah rumah sakit. Saat melakukan riset paska imunisasi untuk dokumentasi pribadi dan sebagian dibagikan di blog dalam tulisan ini, kami menemukan vaksin rotavirus tidak direkomendasikan diberikan pada usia lebih dari 6 bulan.

Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan untuk mencegah diare karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.

IDAI

Spesial untuk rotavirus, jadwalnya tidak boleh telat. Dosis pertama diberikan sejak usia 6 sampai 12 minggu. Kalau anaknya keburu umur 4 atau 5 bulan, tidak bisa diberikan dosis berikutnya karena sudah terlewat,” kata Dila. Pemberian vaksin rotavirus yang melewati jadwal imunisasi bisa berisiko pada kesehatan anak, Bunda. Si kecil bisa terkena intususepsi atau perlengketan di usus lho.”

HaiBunda

Kami menyayangkan ketidakmampuan kami melakukan riset yang cukup sebelum memutuskan untuk imunisasi kejar untuk anak-anak. Kami juga menyayangkan fakta yang (apa mungkin) terlewat oleh DSA ketika beliau melakukan imunisasi rotavirus pada anak kami usia 4 dan 2 tahun. Informasi ini menjadi catatan kami dalam menjadwalkan imunisasi Khalid dan Hdinda di masa mendatang. Semoga Allah swt. membimbing kami, memberikan petunjuk dalam merawat putra-putri kami, Semoga Allah swt. melindungi anak-anak kami. Sungguh perlindungan Allah swt. adalah perlindungan terbaik di dunia dan akhirat.

Rekomendasi

Diagram jadwal imunisasi pemberian vaksin Rotavirus sesuai skema imunisasi IDAI 2020:

Realisasi

Vaksin Rotavirus Khalid

Vaksin Rotavirus Hdinda

Imunisasi dimana ?

Fasilitas Kesehatan Pemerintah (Puskesmas) dan rumah sakit swasta.

Timeline imunisasi

  • Hdinda
    21 November 2022
    Imunisasi Pneumococcal (Prevenar 13), kombo diphtheria, tetanus, pertussis (whooping cough), hepatitis B, polio, Haemophilus influenzae type b (Hib) (Hexaxim)

  • Khalid dan Hdinda
    23 November 2022
    Tes Mantoux untuk persiapan imunisasi BCG

  • Khalid dan Hdinda
    26 November 2022
    Imunisasi BCG

  • Khalid
    29 November 2022
    Imunisasi Pneumococcal (Prevenar 13), kombo diphtheria, tetanus, pertussis (whooping cough), hepatitis B, polio, Haemophilus influenzae type b (Hib) (Hexaxim), MMR (Measles, mumps, rubella) (Priorix), dan rotavirus (Rotarix)

  • Hdinda
    29 November 2022
    Imunisasi MMR (Measles, mumps, rubella) (Priorix), dan rotavirus (Rotarix)

  • Khalid dan Hdinda
    2 Januari 2023
    Imunisasi kombo diphtheria, tetanus, pertussis (whooping cough), hepatitis B, polio, Haemophilus influenzae type b (Hib) (Hexaxim) dosis 2

Apa ada reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) ?

Khalid dan Hdinda mengalami demam tinggi (39 – 40 derajat celcius) paska imunisasi kombo Hexaxim dan Prevenar. Demam reda dalam 2-3 hari (demam tinggi hari pertama dibantu parasetamol untuk meringankan sakit).

Sampai tulisan ini dibuat (23 hari paska imunisasi), lengan Khalid dan Hdinda masih terlihat bengkak serupa bisul yang teraba keras pada (lengan) tempat suntikan paska imunisasi BCG.

Berapa Total Biaya Imunisasi Kejar ?

Sebagai ilustrasi biaya imunisasi di salah satu rumah sakit dapat dilihat pada infografis berikut:

Pricelist imunisasi di RS Hermina Ciruas, November 2022

Kami juga baru tahu belakangan ini ada penyedia layanan vaksinasi yang bisa datang ke rumah (home service) yang termasuk dalam jangkauan wilayah layanannya.

Pricelist Imuni (sumber: https://imuni.id/imuni-vaksinasi/price-list-imuni/), tanggal akses 19 Desember 2022

Selama stok tersedia (subsidi vaksin dari pemerintah), sebagian besar imunisasi dasar bisa dilakukan di Puskesmas secara gratis (biasanya hanya membayar biaya pendaftaran). Pertimbangan kami melakukan imunisasi kejar di rumah sakit agar lebih ter-monitor oleh DSA, khususnya paska operasi jantung Hdinda. Baca juga: Paska Operasi Jantung Korektif: Hal-hal yang Berubah.

Lalu berapa biaya yang kami gelontorkan untuk melengkapi imunisasi anak-anak.

Kurang lebih sebanyak sembilan juta rupiah. Sebagian besar merupakan biaya imunisasi dosis pertama di rumah sakit. Sebagian kecilnya, berupa bayar pendaftaran sebesar 15.000 per/orang untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas.

Vaksinasi Hdinda: Hexaxim (dosis 1) dan Prevenar 13
Vaksinasi Hdinda: MMR dan Rotarix
Vaksinasi Khalid: Hexaxim (dosis 1), Prevenar 13, MMR dan Rotarix

Update Januari 2023

Vaksinasi Khalid: Hexaxim (dosis 2)
Vaksinasi Hdinda: Hexaxim (dosis 2)

Refleksi sebagai orangtua

Kami percaya bahwa imunisasi pada anak, yang dianjurkan oleh pemerintah di Indonesia maupun negara lainnya, memang diperlukan oleh mereka. Kami (mungkin) terlambat dalam memutuskan untuk membawa anak-anak untuk imunisasi. Namun, kami percaya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali (tentu lebih baik anak diimunisasi sesuai jadwal rekomendasi !).

Anak-anak sudah mengambil resiko dengan menjalani imunisasi kejar, diantaranya: memperoleh benefit imunogenitas yang kurang maksimal dan KIPI yang intens (mungkin) terjadi setelah imunisasi kejar (di luar jadwal rekomendasi). Kepatuhan untuk menjalani imunisasi juga cukup rendah, dengan asumsi ingatan jangka panjang kakak Khalid yang sudah terbentuk dapat membuatnya mengingat peristiwa imunisasi sebagai pengalaman yang (mungkin) menyakitkan dan traumatis.

Tentu akan berbeda membawa bayi usia 4 bulan dengan balita 4 tahun untuk disuntik. Khalid pernah mendapat empat macam vaksin sekaligus dalam satu kali kedatangan: vaksin tetes (oral) dan suntikan pada paha kiri, paha kanan, dan lengan kiri.

We’re sorry, son =(.

Saat itu butuh 1 dokter, 1 perawat, dan 2 pendamping/orangtua untuk memegang kakak Khalid. Sebisa mungkin diupayakan untuk memegang anak agar tidak meronta saat disuntik, menghindari anak terluka atau melukai oranglain.


Demikian sedikit cerita tentang pengalaman kami melengkapi imunisasi anak. Sebisa mungkin kami akan melakukan update atas tulisan ini jika ada imunisasi terbaru yang diterima Khalid dan dan Hdinda.
Bagaimana pengalaman sahabat sekalian saat imunisasi buah hati ? Silahkan tinggalkan pesan atau pertanyaan sahabat di kolom komentar.

Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat !


Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

32 thoughts on “Pengalaman Kejar Imunisasi Anak-Anak (catch-up immunization)”
  1. jadi banyak tahu soal imunisasi pas baca artikelnya kakak ini, bisa jadi bahan juga buat saya nanti kalau misalkan sudah punya anak dan akan melakukan imunisasi, dan jadi tahu juga vaksin-vaksin untuk imunisasi

  2. Mbak km dimarahin dokternya g pas tahu telat vaksin gini? Aku tuh wkt itu pernah bawa tsabit telat vaksin 2 bulan krn sakit dn biaya secara mandiri bayarnya kan lumayan gt ya. Nah itu dimarahin sm dokternya, alhasil jd males deh ke dokter untuk vaksin2 lg. Terus aku jg g vaksin anak keduaku scr lengkap, cm sampai BCG doang klo g salah, udh gt kakak aku blg klo vaksin mengandung babi dll gt kan. Akhirnya aku sm suami memutuskan g vaksin lg. Cm klo d puskesmas mau x ya kejar tayang begini, pas usia anak 6 th. Kan sekolah jg suka minta file vaksin mbak. Kok tulisanmu menamparku sih.. wkwkkw

    1. Gak dimarahin secara verbal sih mba, cuma dari gesture-nya kerasa.. haha..
      Peluk erat mba, aku sharing pengalaman ini dengan maksud positif dan optimis. Kita pasti ingin yg terbaik untuk anak kita, tentunya dengan timing dan kemampuan kita saat itu.
      Semoga anak-anak kita bisa terlindungi dengan baik, dengan imunitas alaminya maupun dengan bantuan vaksinasi.

  3. Jadi tau banyak tentang imunisasi dan pentingnya imunisasi untuk anak. apalagi sekarang imunisasi anak juga diperuntukan hingga usia sekolah dasar ya kak… terima kasih infonya kak…

      1. Apapun itu pasti ortu pengin ngasih yang terbaik ya buat anak. Baru tahu kalau bisa catch up sampai usia 5 tahun gini imunisasi. Oh tapi sekarang masuk SD harus juga pakai disertakan tanda sudah imunisasi ya…

  4. Imunisasi emang sepenting itu, ya?Jadi banyak tahu soal imunisasi. Bisa jadi bekal kalau udah punya anak nanti, hehe

  5. omg btw kenapa yaaa harus ada imunisasi vaksin dan sejenisnya huhuhu dan aku salut sama orang orang di jaman sekarang yang tidak mengimunisasi anaknya tapi pake ajaran islam yaitu pake kurma… dan alhadulilah anaknya sehat sampe gede….tapi apapun yg dilakukan orang tua adalah untuk yg terbaik anaknya

  6. Telat vaksinnya juga kan bukan yang karena males atau apalah, ya. Alhamdulillah masih bisa ikut vaksin kejar. Semoga Hdinda (namanya unik!) dan Khalid sehat-sehat selalu ya, Mbak. Wah, bentar lagi bakal banyak cerita tentang Australia nih sepertinya :))

  7. Wah terima kasih mbak bermanfaat buat aku. Soalnya anak2 gak sekolah formal dan ada beberapa imunisasi yang buat anak SD kyk booster2 belum tercatch up. Ajdi sebaiknya gak masalah yaa. Untung belum terlalu lama jaraknya dari jadwal yang semestinya.
    Imunisasi penting banget, bahkan kalau pindah negara pun penting buat kebutuhan sekolah anak yaa TFS

  8. Jadi ingat teman yang sempat bawa anaknya ke luar negeri. Dia sampai nyiapin berkas-berkas bukti kalau anaknya sudah lengkap imunisasinya. Dan gara-gara ini, aku jadi nggak nyepelein buku KIA yang kupegang dari zaman hamil. Soalnya memang bisa sepenting itu maknanya.

  9. Wah lengkap banget tulisannya kak. Alhamdulillah imunisasi anakku sudah tuntas. Penting banget imunisasi ini tapi masih banyak aja yang nggak aware karena males ke dokter atau sebagainya. Cukup mahal juga ya kalau imunisasi di rumah sakit. Baru tahu juga ada imunisasi home service yang bisa keliling ke rumah-rumah. Enak banget ya anak jadi nggak harus antri saat ke dokter. Belum di suntik biasanya udah nangis duluan karena kelamaan antri
    Aku selama ini imunisasi anak di posyandu yang gratis

  10. Untuk menjaga kekebalan anak sangat dibutuhkan sekali yang namanya imunisasi. Saking pentingnya maka pemerintah pun mengeluarkan PIN. Pengalamannya amazing banget he he he

  11. Anak-anakku lengkap imunisasi dan aku termasuk pengen belajar sampai akhirnya ketemu dokter yang pro imunisasi, soalnya lingkunganku masih banyak yang gak pro imunisasi

  12. Kayaknya aku harus info juga nih ke kakak aku yang emang kayaknya lagi nyari info imunisasi. Ternyata imunisasi bisa dikejar ya kak, dan jadi tahu pentingnya imunisasi untuk anak

  13. Ternyata bisa ya mengejar ketinggalan imunisasi. Baru tau tentang program ini
    Imunisasi adalah salah satu ikhtiar kita sebagai orang tua untuk kesehatan anak-anak. Mudah-mudahan semua anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat, ya

  14. Bermanfaat banget ini sharing tt pengalaman imunisasi anak apalagi buat orang tua yang baru pertama kali mengimunisasi anaknya ya

  15. I see.. Dapet insight baru nih tentang imunisasi yg sesuai jadwal atau enggaknya. Bismillah ya, mba. Mudah²an dengan anak² ikut imunisasi, jadi makin sehat dan aktif.

  16. jadi tahu banyak soal Imunisasi ini, kebetulan banget saya masih awam soal imunisasi untuk anak, baca ini makin memperkaya pengetahuan saya dan juga ilmu parenting untuk imunisasi anak

    1. Informasinya sangat bermanfaat, terutama buat yang baru punya baby, terimakasih ya

  17. Jadi paham saya mengapa harus imunisasi. Selama ini saya pikir malah menggangu kesehatan anak. Walaupun ada banyak versi sih. Tetapi setidaknya artikel tentang ini sudah menjadi rerefensi saya betapa pentingnya Imuniasi untuk anak kita.

  18. Informasinya sangat bermanfaat, terutama buat yang baru punya baby, terimakasih ya

  19. Saya sebetulnya awam banget tentang imunisasi, tapi dulu mulai hamil sampai anak kelar usia balita saya main aman aja. Rutin ke bidan dan pisyandu, dan Alhamdulilkah anak selalu sehat pas saatnya imunisasi. Jadinya bisa tepat waktu.

    1. Tulisannya lengkap, runut dan mendalam. Jadi bangak paham soal imunisasi dan tau, ternyata ada imunisasi yang bisa dikejar terlepas dari waktu rekomendasinya. Terima kasih banyak, Kak.

  20. Jadi kalau imunisasi ga sesuai jadwalnya, kemungkinan KOPI makin gede ya mba. Tadinya aku mau suudzon tp ternyata alasan terlambat imunisasinya bikin sedih juga.

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights