Bismillāhirraḥmānirrraḥīm
Ulima Darmania Amanda
Published October 24th 2018 at: http://banten.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/info-teknologi/14-alsin/1516-konservasi-produktivitas-lahan-pertanian-dengan-aplikasi-biochar
Lahan pertanian terdegradasi dan lahan kritis merupakan dilema klasik sumber daya lahan pada daerah sentra pertanian. Degradasi lahan pertanian dicirikan oleh penurunan produktivitas tanah, pendangkalan lapisan bidang olah, serta penurunan unsur-unsur hara tanah. Provinsi Banten merupakan salah satu daerah sentra produksi padi yang mengalami degradasi lahan pertanian dengan laju yang cukup mengkhawatirkan.
Daftar Isi
Perbaikan lahan yang telah terdegradasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahan pembenah tanah (soil conditioner). Pembenah tanah dapat meningkatkan produktifitas lahan melalui perbaikan sifat fisika dan kimia tanah, yaitu: pemantapan agregat tanah untuk mencegah erosi dan pencemaran, meningkatkan kapasitas tanah menahan air (water holding capacity), meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Bahan pembenah tanah dapat dibuat secara alami maupun sintetis (buatan pabrik). Berdasarkan senyawa pembentukannya, pembenah tanah dapat dibedakan menjadi pembenah tanah anorganik dan pembenah organik (hayati).
Pupuk kandang dan kompos merupakan bahan pembenah organik yang kerap digunakan petani, namun bahan tersebut bersifat cepat melapuk (dekomposisi) sehingga pengaruhnya hanya bersifat sementara. Arang hayati (biochar) adalah arang hasil pembakaran tidak sempurna dari limbah pertanian yang sulit terurai. Limbah tersebut dapat berupa kulit buah kakao, tongkol jagung, kayu, sekam padi, tempurung kelapa sawit, dan limbah sisa biomassa tanaman lainnya. Biochar lebih tahan terhadap dekomposisi dan stabil dalam tanah sehingga memiliki pengaruh jangka panjang terhadap perbaikan kualitas kesuburan tanah.
Menyadari potensi pemanfaatan teknologi pembenah tanah, BPTP Banten telah mengadakan pelatihan pembuatan biochar. Pelatihan yang diikuti oleh Peneliti, Penyuluh, dan teknisi BPTP Banten ini bertempat di Kebun Percobaan Singamerta BPTP Banten. Bertindak sebagai instruktur pelatihan adalah peneliti dari Balai Penelitian Tanah Bogor, Sutono, SP, M.Si.
Manfaat Biochar
Biochar yang ditambahkan pada lapisan atas tanah pertanian maupun lapisan perakaran tanaman dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
- Biochar sebagai bentuk sekuestrasi (penambatan) karbon dengan mengikat dan menyimpan CO2 dari udara. Deposit karbon yang tersimpan dalam jumlah besar dan jangka waktu lama merubah warna tanah menjadi gelap (dark soil).
- Biochar mampu meningkatkan retensi air dan hara dalam tanah, sehingga dapat mencegah terjadinya kehilangan pupuk akibat aliran permukaan (runoff) dan pencucian (leaching).
Kemampuan biochar dalam menahan air dapat mengurangi efek kekeringan pada lahan kering, sawah tadah hujan, maupun tanah berpasir. Biochar juga mampu meningkatkan nilai pH tanah, sehingga dapat mengurangi efek pertanaman yang terhambat pada lahan kering masam.
Pembuatan Biochar
Biochar merupakan produk kaya karbon yang dihasilkan melalui pirolisis (pemanasan dalam ketiadaan lengkap atau parsial oksigen) dari biomassa yang sulit terdekomposisi. Pembakaran tidak sempurna dilakukan dengan menggunakan alat pembakaran atau pirolisator suhu 250° – 350° C sampai diperoleh arang hayati.
Aplikasi Biochar
- Biochar diberikan dengan cara disebar pada permukaan tanah atau pada larikan (jalur tanaman). Bila diberikan dengan cara disebar, maka biochar dibenamkan bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir. Bila diberikan pada larikan/jalur tanaman, biochar ditutup dengan tanah sebelum dilakukan penanaman.
- Dosis penggunaan per-musim pada tanah sesuai rekomendasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Balai Penelitian Tanah (Kelompok Peneliti Fisika dan Konservasi Tanah):
- Terdegradasi ringan (bahan organik tanah 2- 2,5 %): 1 ton/ha
- Terdegradasi sedang (bahan organik tanah 1,5-2%): 1,5-2,5 ton/ha
- Terdegradasi berat (bahan organik tanah <1%): 2,5 ton/ha
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.